CARA PERTAMA
METODE SWEDIA
Pendalaman tahap 1
1-2.
Lihatlah halaman 6
3.
Animator membagikan sehelai kertas kosong (seukuran buku tulis biasa), lalu
mengajak
masing-masing peserta kelompok menuliskan
‘penemuan-penemuannya’ dalan teks yang
hendak direnungkan, yaitu: apa saja yang
tidak dipahami, yang dikatakan mengenai
Tuhan, manusia, suatu hal yang baru
disadari atau yang sebaiknya dilaksanakan
selanjutnya, dan sebagainya.
4.
Demi mudahnya, masing-masing catatan itu diberi tanda khusus, misalnya:
·
sesuatu yang tidak dipahami (pertanyaan);
·
sesuatu tentang Tuhan (sifat-Nya, cara kerja-Nya, sikap-Nya …);
·
sesuatu tentang manusia (wataknya, relasinya, cita-citanya, kesukaannya
…);
·
pengertian baru (kebenaran yang baru disadari, ajaran Tuhan …);
·
sesuatu untuk ditaati (perintah, janji Allah, tuntutan …)
5.
Tugas: Masing-masing peserta berbuat apa yang diminta dari mereka.
Pendalaman tahap II
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Semua peserta, satu per satu, membacakan sambil menjelaskan apa yang
berhasil
mereka catat dalam tahap 1 tadi
4.
Sehabis peserta yang terakhir berbicara, animator mengajak para peserta
mengomentari
hasil penemuan mereka, serta merangkumnya
sejauh mungkin.
Pendalaman tahap III
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Masing-masing peserta mengucapkan suatu doa singkat yang menggemakan isi
teks yang baru saja selesai dibahas. Doa
itu sebaiknya singkat, satu kalimat saja.
CARA KEDUA
SHARING BERSAMA
Pendalaman tahap I
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Animator membagikan teks atas 2 atau lebih bagian/alinea yang dalam pembicaraan
bersama akan diperlakukan sebagai
satuan-satuan terpisah namun saling terkait.
4.
Tugas: Segala sesuatu yang – dalam tahap II – hendak disampaikan kepada
kelompok
sebagai hasil perenungan sendiri ataupun
sebagai masalah yang mungkin baik untuk
dibahas, dicatat oleh masing-masing
peserta.
Pendalaman tahap II
1-2
Lihatlah halaman 6
3. Tugas:
Setiap peserta mensharingkan hasil perenungannya mengenai masing-masing
bagian teks secara berurutan (alinea
pertama ditanggapi pada giliran pertama; alinea/
bagian kedua – pada giliran kedua, dan
seterusnya).
4.
Sesudah semua peserta selesai berbicara, sharing ini boleh ditanggapi oleh yang
berminat
namun tidak boleh dicap ‘salah’ apalagi
‘sesat’
Pendalaman tahap III
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Masing-masing peserta mengucapkan suatu doa singkat yang menggemakan isi
teks yang baru saja selesai dibahas. Doa
itu sebaiknya singkat, satu kalimat saja.
CARA KETIGA
PERTANYAAN TERTULIS
Pendalaman tahap I
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Setiap peserta merenungkan teks dengan sebaik-baiknya, lalu menyusun 1-2
pertanyaan (tertulis) yang menurut dia
perlu dibahas bersama untuk lebih memahami
dan menghayati teks.
4.
Tugas: Semua pertanyaan tertulis itu diserahkan kepada animator secara anonim
(tanpa
nama) untuk ditanggapi oleh seluruh
kelompok.
Pendalaman tahap II
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Animator mengajak hadirin menanggapi dengan sebaik-baiknya semua
pertanyaan
yang disampaikan kepadanya.
4.
Tugas: Sehabis pembicaraan bersama, animator mengajak kelompok memikirkan apa
kiranya masalah utama teks yang sedang
dibahas.
5.
Tugas: Masalah/amanat utama teks dirumuskan dengan sejelas mungkin oleh seluruh
kelompok di bawah bimbingan animator
Pendalaman tahap III
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Masing-masing peserta mengucapkan suatu doa singkat yang menggemakan isi
teks yang baru saja selesai dibahas. Doa
itu sebaiknya singkat, satu kalimat saja.
CARA KEEMPAT
KALIMAT TERPENTING
Pendalaman tahap I
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Setiap peserta memilih dari teks satu kalimat (bukan ayat!) yang
dianggapnya
terpenting dalam teks, menyalinnya dalam
buku catatannya, lalu merenungkannya
secara mendalam sambil mencari alasan,
mengapa kalimat itu berperanan paling penting
dalam teks tersebut. Alasan itu sebaiknya
dicatat.
4.
Untuk dapat menentukan kalimat terpenting, jangan mengikuti perasaan saja,
melainkan
hendaknya dipikirkan pentingnya kalimat
dalam keseluruhan teks, misalnya dengan
bertanya,”Benarkah kalimat ini merupakan
semacam tulang punggung teks ini? Penulis
sendiri akan memilih kalimat mana sebagai
yang terpenting? Mengapa?”
5.
Biasanya kalimat yang berisikan perbandingan, kiasan, larangan, pertanyaan atau
cerita
semata-mata, bukan kalimat terpenting.
6.
Dalam kalimat terpenting biasanya tersurat atau tersirat suatu pernyataan yang
tetap
aktual dan tetap bermakna/penting sekali
bagi iman. Ucapan Yesus pasti lebih penting
daripada narasi.
Pendalaman tahap II
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Kalimat terpenting pilihan pribadi diberitahukan, dengan sesingkat mungkin,
oleh
masing-masing peserta kepada kelompok.
Kelompok menerimanya tanpa komentar.
4.
Tugas: Selanjutnya setiap peserta mengemukakan alasan ia memandang kalimat
pilihanya
sebagai yang terpenting.
5.
Tugas: Akhirnya, isi seluruh perikop disharingkan oleh setiap peserta dengan
bertitik tolak
dari kalimat yang dianggap terpenting.
Pendalaman tahap III
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Masing-masing peserta mengucapkan suatu doa singkat yang menggemakan isi
teks yang baru saja selesai dibahas. Doa
itu sebaiknya singkat,satu kalimat saja.
CARA KELIMA
JUDUL KESELURUHAN
Pendalaman tahap I
1-2
Lihatlah halaman 6
3.
Tugas: Setiap peserta merenungkan teks untuk dapat membuat judul
keseluruhannya,
lalu mencatatnya, sambil berusaha
menemukan alasan-alasan yang meyakinkan bahwa
judul buatannya itu memang dapat
dipertanggung jawabkan.
4.
Judul yang baik memenuhi beberapa syarat:
a. Singkat (2-4 kata saja)
b. Menarik (membangkitkan minat
untuk membaca teks)
c. Jelas maknanya (rumusannya
tepat dan mudah dipahami)
d. Positif (bukan larangan atau
negasi)
e. Mencerminkan isi teks (sebab
sesuai dengan isinya)
f.
Khusus (cocok untuk teks berssangkutan saja)
g. Memupuk iman